" BELIEVE " Anak Kolong, Bakti dan Bangkit Jadi Panglima TNI


Penulis : Deny Yudiana BogorExplore- EXPLORASA

Selasa Pagi hari di akhir Juli yang cerah.  Seperti biasa, saya membuka WhatsApp dan tanpa sengaja melihat status dari Bapak H. Subandrio, Babinsa Kelurahan Kedung Badak yang terkenal ramah dan supel –  seorang pria yang selalu berkeliling wilayah bersama Bapak Agus, Babinkamtibmas, pasangan dinamis yang oleh sebagian warga sering disebut “Upin dan Ipin”-nya Kedung Badak, he he,...  Statusnya menampilkan poster film dengan judul yang sederhana namun berkesan: BELIEVE.

 Hanya iseng, saya menulis pesan singkat, "Sepertinya filmnya bagus, Pak. Jadi pengen nonton."  Tak disangka, balasannya sungguh mengejutkan: "Kalau mau nonton, ayo kita nonton bareng! Nanti saya tunggu di Transmart."  Ajakan sederhana yang membuat saya sedikit tidak percaya, namun rasa penasaran akhirnya mengalahkan keraguan.

Sore harinya, ditemani putri sulung saya, kami menuju Transmart.  Suasana mall yang dulu ramai kini terasa sunyi.  Beberapa tenant makanan masih beroperasi, namun sebagian besar area tampak lengang, bahkan beberapa lantai tampak ditutupi terpal, mungkin sedang direnovasi.  Suasana yang kontras dengan keramaian Transmart di masa pra-pandemi,  dimana Super market Carrefour masih beroperasi sebelum akhirnya bubar.

Sebelum Nontong Foto Bareng Dulu 

Sesampainya di lantai atas, kami langsung menuju Studio XXI.  Dua petugas keamanan yang sigap membukakan pintu kaca dan memeriksa tas kami—prosedur standar XXI yang melarang pengunjung membawa makanan dan minuman dari luar.  Dan di ujung lorong, berdiri tegap Bapak Subandrio dalam seragam militernya.  Senyum ramah dan wibawanya yang khas langsung menyapa kami.

"Assalamualaikum, selamat siang Pak LPM," sapanya.  Beliau sudah menyiapkan dua tiket, dengan nomor kursi C7 dan C8 – posisi yang sempurna untuk menikmati layar lebar tanpa harus menunduk atau mendongak. Wah kok merepotkan sekali pak, segala siapkan tiket untuk kami, ucap saya " tidak apa-apa, Ini sekalian promosi, Pak. Filmnya mengisahkan tentang seorang tokoh kebanggaan saya dan TNI," jelasnya.

 Film BELIEVE dimulai.  Awalnya saya mengira hanya sebuah film perjuagan dalam rangka HUT RI, tetapi ini adalah sebuah maha karya cerita hidup Sang Panglima,. sangat meng inspirasi.

Cerita berpusat pada keluarga sederhana seorang prajurit TNI AD: seorang Bapak yang tegap dan tegas dengan Kumis yang cukup tebal menambah karakternya, seorang ibu yang cantik dan penyayang, serta 3 orang anak yang diantaranya seorang anak laki-laki bernama Agus. 

 Adegan-adegan pertempuran yang menegangkan, dengan dentuman bom dan desingan peluru yang begitu nyata berkat teknologi sound system XXI, membuat saya seakan berada di tengah medan perang.  Keberanian sang Bapak dalam menyelamatkan warga sipil di tengah rentetan peluru sungguh menggetarkan.

Namun, di balik keberaniannya, ada kekhawatiran yang jelas terpancar dari sang istri.  Adegan ini menyentuh hati saya.  Saya sendiri boleh dibilang berasal dari keluarga yang banyak anggotanya bertugas di TNI AD (kakak laki-laki dan dua kakak ipar saya).  Tanpa sadar, saya teringat kata-kata saya sendiri di masa lalu, yang secara tidak langsung meremehkan pengorbanan mereka. dengan ucapan kalian sudah enak dan nyaman, hidup dengan Gaji tetap dan tunjangan keluarga, Air mata saya tak terbendung, saya saat itu menyadari ucapan saya dulu jelas menjatuhkan diri saya sendiri, merendahkan perjuangan mereka dan menunjukan betapa kurang bersyukurnya saya.  Untungnya, kegelapan bioskop menjadi penyelamat, sehingga putri saya tak menyadari kesedihan saya.
 
Film berlanjut dengan kisah Agus yang tumbuh menjadi pemuda tangguh.  Didikan ayahnya yang keras namun penuh kasih membentuk karakternya.  Setelah ayahnya meninggal dalam kecelakaan tragis, Agus tak patah semangat. Wejangan dari seorang rekan bapaknya telah menyadarkan nya, "Ayahmu pejuang, yang mengorbankan dirinya sekaligus mengorbankan perasaan keluarga, tapi dibalik itu semua, banyak nyawa terselamatkan oleh bapakmu,. sekilas saya teringat ucapan viral saat ini : " Laki-laki Tidak Bercerita",.. cieee,.. hehehe,... 

Selepas SMA, Agus muda mencoba mengikuti jejak ayahnya, bergabung dengan TNI, mencoba mendaftar dan gagal hingga akhirnya diterima di AKMIL. dengan pangkat Lettu. 
Tak lepas dari kisah Asmara,. Kepada seorang gadis bernama " Evi, tapi rencana mengungkap rasa harus tertunda karena tugas negara, juga menambah dimensi emosional film ini.  hingga Kalimat " Evi, dia yang akan membuatku pulang," yang diucapkan sang prajurit, sepertinya membuat semua kaum hawa yang distudio tersipu,.. spontan saya melirik putri saya di samping terlihat tersenyum senyum.  Saya pun ikut tersenyum, dan reflek berucap, : Ingat,.. Kamu Masih Kuliah,... sambil menepuk bahu ia pun berucap dengan malu,.. iih apa sih ayah,.. hehe,...

Puncak cerita adalah ketika sang prajurit, kembali mengikuti pendidikan komando Infanteri, Seskoad. dan mendapat gelar Msi. hingga akhirnya menikah, hanya beberapa waktu sang istri tengah hamil muda, Ia harus kembali bertugas di Timor.  Dalam pertempuran yang sengit, menyisakan ia sendiri tanpa pasukan, ia menerima kabar pilu: istrinya kehilangan buah hati mereka yang masih dalam kandungan.  Film berakhir dengan kepulangan sang prajurit, dengan beban berat namun tetap tegar.
 
Setelah film berakhir, dalam bayangan Soundtrack film, saya bertanya dalam hati dan mencoba mencari tahu,. siapa sosok Agus dalam film tersebut,. nama itu seolah pernah saya lihat atau saya dengar,  sontak saya teringat dan membuka galeri foto di ponsel saya, dan benar, foto karangan bunga itu masih tersimpan. sebuah karangan bunga yang saya lihat beberapa tahun lalu di pemakaman ayah sambung saya, Bapak H. Purwanto Sukaeri, mantan kepala sekolah SMP Negeri 2 Cimahi: "Turut berduka cita, Letjen TNI Agus Subiyanto, SE, MSi, ( WAKASAD )." Saat itu, saya tak menyangka bahwa tokoh utama dalam film "BELIEVE" terinspirasi dari Jenderal Agus Subiyanto, alumni SMP Negeri 2 Cimahi, sekolah tempat ayah sambung saya pernah bertugas.
Sebuah Foto yang kembali mengingatkan penulis kepada sang jendral

Sebuah kebanggaan dan haru yang tak terkira memenuhi hati saya.  Kisah Jenderal Agus Subiyanto, dari seorang anak muda hingga menjadi Panglima TNI, adalah sebuah bukti nyata bahwa kegigihan, bakti kepada orang tua, dan restu dapat membawa seseorang mencapai kesuksesan luar biasa.  Terima kasih, Pak PELTU H.Subandrio, atas pengalaman tak terlupakan ini.  Salam hormat dan doa untuk Jenderal Agus Subiyanto.  Panglima TNI, Semoga kisah ini menginspirasi kita semua.


0/Post a Comment/Comments

Ads1
Ads2