Petani Kedelai dari Illinois AS Kunjungi Sentra Produksi Tempe di Cimanggu, Kedung Badak, Tinjau Pemanfaatan Kedelai AS di Indonesia

Bogor, 31 Juli 2025 — Sejumlah petani kedelai dari negara bagian Illinois, Amerika Serikat, melakukan kunjungan lapangan ke sentra produksi tempe di Kelurahan Kedung Badak, Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari program studi dan wisata agrikultur yang difasilitasi oleh U.S. Soybean Export Council (USSEC) bekerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia.

Kunjungan tersebut menjadi bagian penting dalam rangka melihat secara langsung bagaimana hasil panen kedelai dari AS, khususnya Illinois—negara bagian penghasil kedelai utama—dimanfaatkan oleh industri pangan berbasis kedelai di Indonesia.

Rombongan petani didampingi oleh perwakilan dari American Soybean Association (ASA), United Soybean Board, serta delegasi dari SoyBean Indonesia: Soyfood & Beverage Network, yang juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan para pelaku UMKM, pemerintah daerah, perwakilan dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), serta sejumlah importir kedelai di Indonesia.

Kunjungan ke Sentra Tempe Kedung Badak

Salah satu fokus kunjungan adalah Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, yang dikenal sebagai wilayah dengan populasi produsen tempe terbanyak di kota tersebut. Dengan konsumsi kedelai harian mencapai lebih dari 1,5 ton, wilayah ini menjadi contoh ideal dalam menggambarkan bagaimana kedelai dari AS masuk ke dalam rantai produksi pangan lokal.

Para petani AS berkesempatan untuk mengunjungi unit produksi UKM Karya Tempe Mandiri milik Malin Widodo dan Risnanto, yang berlokasi di Jalan Cimanggu Bharata RT 05 RW 04. Di sana, mereka menyaksikan proses produksi tempe mulai dari penggilingan kedelai, fermentasi, hingga tahap pengemasan.

"Kami sangat terkesan melihat bagaimana tempe—produk lokal berbasis kedelai—dibuat dengan metode tradisional namun tetap higienis dan efisien. Ini adalah pelajaran berharga bagi kami sebagai produsen bahan bakunya," ujar salah satu petani dari Illinois.

Pertemuan Strategis dengan Stakeholder Indonesia

Selain kunjungan lapangan, delegasi AS juga mengadakan pertemuan strategis dengan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari BPJPH terkait sertifikasi halal produk berbasis kedelai, dan juga bertukar pandangan dengan para importir serta distributor lokal.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas juga tantangan dan peluang perdagangan kedelai antara AS dan Indonesia, serta pentingnya memastikan pasokan kedelai berkualitas tinggi bagi industri pangan dalam negeri, seperti tahu dan tempe, yang menjadi makanan pokok masyarakat.

Komitmen terhadap Kolaborasi Agrikultur Global

USSEC menegaskan bahwa kunjungan ini bukan hanya untuk memperkuat relasi dagang, tetapi juga sebagai bagian dari komitmen terhadap pertukaran ilmu pengetahuan, transparansi rantai pasok, serta pembinaan jangka panjang bagi pelaku UMKM di negara-negara mitra.

“Hubungan perdagangan kedelai antara Amerika dan Indonesia bukan hanya soal ekspor-impor, tapi juga soal membangun kepercayaan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pangan,” ungkap perwakilan dari USSEC.

Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam membangun pemahaman lintas negara antara produsen dan pengguna komoditas pertanian global, khususnya kedelai. Dengan melihat langsung bagaimana kedelai mereka diolah menjadi makanan sehari-hari seperti tempe, para petani dari Illinois membawa pulang pengalaman berharga yang akan memperkaya praktik agrikultur dan perdagangan berkelanjutan di masa depan.

Reporter: Deny Yudiana
Editor: Supriyatna

0/Post a Comment/Comments

Ads1
Ads2