Prasasti Batutulis adalah salah satu situs sejarah penting yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat. Dikenal sebagai peninggalan dari jaman Kerajaan Pajajaran abad ke-16, prasasti ini memiliki nilai historis dan budaya yang sangat tinggi. Lokasinya berada di Jalan Batutulis, tepat di depan Istana Batutulis, menjadikannya sebagai destinasi yang menarik bagi para penggemar sejarah dan wisatawan.
Sejarah Singkat Prasasti Batutulis
Prasasti Batutulis pertama kali ditemukan pada tahun 1806 oleh ilmuwan Belanda yang melakukan penelitian terhadap situs-situs purbakala di Indonesia. Penemuan ini dilanjutkan dengan pembuatan cetakan tangan untuk Universitas Leiden, Belanda. Upaya pembacaan prasasti dilakukan oleh Friederich pada 1853, sementara catatan sejarah pertama kali dibuat oleh Scipio dalam ekspedisi ke daerah Bogor bersama penduduk Kedunghalang dan Parung Angsana.
Prasasti ini menjadi bukti adanya Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran yang berlangsung selama 97 tahun. Raja-raja yang memimpin kerajaan tersebut antara lain Sri Baduga Maharaja (1482-1521), Prabu Surawisesa (1521-1535), Ratu Dewata (1535-1534), Ratu Sakti (1543-1551), Ratu Nilakendra (1551-1567), dan Raga Mulya (1567-1579).
Deskripsi Fisik Prasasti
Prasasti Batutulis disimpan di dalam bangunan persegi empat berukuran sekitar 5 x 5 meter di atas tanah seluas 255 meter persegi. Tinggi prasasti mencapai 151 cm, dengan lebar dasar 145 cm dan ketebalan antara 12-14 cm. Batu yang digunakan adalah batu Terasit, jenis batu yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Cisadane, Bogor.
Tulisan di atas batu prasasti menggunakan huruf Sunda Kawi (Pallawa) dan bahasa Sanskerta. Isinya menyebutkan tentang peringatan mengenai Prabu Ratu almarhum dan beberapa raja yang pernah memerintah Kerajaan Pajajaran. Selain prasasti utama, di sekitarnya juga terdapat batu-batu kuno lainnya, seperti Batu Tapak yang diduga milik Prabu Surawisesa, serta batu tegak mirip lingga yang melambangkan kesuburan pria.
Signifikansi Prasasti Batutulis
Prasasti Batutulis tidak hanya menjadi bukti sejarah, tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa lalu. Tulisan-tulisan di dalamnya menggambarkan peran raja dalam membangun dan melindungi kerajaan. Selain itu, prasasti ini juga mencerminkan hubungan antara manusia dan alam, seperti penyebutan hutan Samida yang diduga berada di tempat yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor.
Selain itu, prasasti ini juga memiliki makna filosofis. Kata-kata yang terdapat di dalamnya menyiratkan kepercayaan terhadap dewa dan kekuatan alam. Contohnya, istilah "Panca Pandawa Mengemban Bumi" merujuk pada tahun Saka 5541, yang setara dengan 1533 Masehi.
Pengunjung dan Akses ke Situs
Saat berkunjung ke Prasasti Batutulis, pengunjung akan melihat bahwa situs ini tidak memiliki fasilitas yang terlalu lengkap. Pintu pagarnya biasanya terkunci, tetapi pemilik warung di sebelah situs sering membantu pengunjung untuk masuk. Di dalam area situs, terdapat cungkup kecil yang digunakan sebagai tempat menyimpan prasasti dan batu-batu kuno lainnya.
Jam operasional situs ini adalah 08.00 - 16.00, dan tiket masuk gratis, meskipun ada sumbangan sukarela. Lokasi Prasasti Batutulis berada di Jl. Batutulis No.54, Bogor, dengan koordinat GPS -6.6237, 106.80887. Pengunjung dapat menggunakan aplikasi Waze untuk mencari lokasi ini.
Rekomendasi Wisata Lain di Bogor
Bogor tidak hanya memiliki situs sejarah seperti Prasasti Batutulis, tetapi juga banyak destinasi wisata yang indah dan cocok untuk fotografi. Beberapa di antaranya adalah:
- Kebun Raya Bogor: Tempat yang terkenal dengan pemandangan alam yang indah.
- Istana Bogor: Bangunan megah yang bisa diabadikan dari berbagai sudut.
- Gereja Katedral Bogor: Arsitektur antik yang cocok untuk foto pre-wedding.
- Klenteng Hok Tek Bio: Klenteng tua yang memiliki nuansa China.
- Pura Parahyangan Agung Jakatkartta: Candi Hindu yang indah di tengah alam pegunungan.
- Orchard Walk: Kawasan perbelanjaan semi terbuka yang menyerupai Orchard Road di Singapura.
Dengan begitu, Bogor tidak hanya menjadi kota yang kaya akan sejarah, tetapi juga surga bagi para pecinta fotografi dan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan budaya.
Posting Komentar