Pekarangan rumah seringkali hanya dijadikan tempat bersantai atau ditanami tanaman hias semata. Padahal, dengan kreativitas dan sedikit usaha, pekarangan bisa menjadi sumber pangan sekaligus tambahan penghasilan. Berikut empat cara memanfaatkan pekarangan rumah yang bermanfaat dan produktif:
1. Bercocok Tanam Tanaman Buah dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Untuk pekarangan yang tidak terlalu luas, metode Tambulapot (Tanaman Buah dalam Pot) sangat cocok digunakan. Beberapa tanaman buah yang bisa ditanam dengan metode ini antara lain:
-
Alpukat
-
Jambu air
-
Mangga
-
Belimbing
Selain tanaman tersebut diatas, anda bisa menanam Tanaman buah langka untuk menambah daya tarik dan keunikan halaman anda seperti :
Anggur pohon atau Jaboticaba
Jamblang atau Juwet
Matoa
Delima
Tanaman buah tersebut sudah terbilang langka dan jarang orang menanam, seperti halnya Delima dibeberapa daerah seperti jawabarat sudah menjadi budaya dipergunakan sebagai campuran rujak dalam kegiatan tujuh bulanan saat kehamilan, dan tentu saja banyak dicari, bukankah suatu kebanggaan apabila kita memiliki dan bisa memberi kepada tetangga kita yang sedang memerlukan nya.
Tambulapot memungkinkan tanaman buah tumbuh subur dalam pot besar, sehingga tidak memerlukan lahan luas.
Selain tanaman buah, Anda juga bisa menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Tanaman ini mudah dirawat dan bermanfaat untuk kesehatan keluarga. Beberapa contoh TOGA yang bisa ditanam di pekarangan:
-
Jahe – untuk menghangatkan tubuh dan mengatasi mual.
-
Kunyit – baik untuk pencernaan dan sebagai anti-inflamasi.
-
Lengkuas – sering digunakan untuk rempah sekaligus obat tradisional.
-
Daun sirih – antiseptik alami.
-
Jarak – untuk mengatasi perut kembung pada bayi dan balita.
2. Beternak Ayam Kampung
Beternak ayam kampung di pekarangan rumah adalah pilihan yang tepat karena tidak memerlukan peralatan canggih dan perawatannya cukup mudah. Anda bisa memulai dengan kandang sederhana dari bambu atau kayu, dan memelihara 5–10 ekor ayam sebagai awal.
Manfaatnya:
-
Telur dan daging ayam kampung untuk konsumsi keluarga.
-
Limbah ayam (kotoran) dapat diolah menjadi pupuk organik.
-
Potensi penghasilan tambahan jika hasil ternak dijual.
Kebutuhan lahan untuk pembuatan kandang yaitu 3x5m2 sudah leluasa dan sebaiknya dimanfaatkan pekarangan belakang atau samping rumah tidak dihalaman depan agar tidak mengganggu ke asri an rumah anda
Tips: pastikan kandang cukup mendapat sinar matahari dan rutin dibersihkan agar ayam tetap sehat.
3. Budidaya Ikan Mujair dengan Sistem Bioflok
Sistem bioflok memungkinkan budidaya ikan dalam kolam kecil dengan kepadatan tinggi, karena memanfaatkan mikroorganisme untuk mengolah limbah menjadi pakan alami.
Kelebihan budidaya mujair dengan bioflok:
-
Hemat air karena sistemnya tertutup.
-
Lebih cepat panen karena pertumbuhan ikan optimal.
-
Tidak memerlukan lahan luas, cukup 2–3 m² untuk kolam diameter 1–2 meter.
Yang dibutuhkan:
-
Kolam terpal atau fiber bulat.
-
Aerator untuk suplai oksigen dan menjaga sirkulasi air.
-
Starter bioflok (molase, probiotik, dll).
Dengan perawatan yang tepat, dalam 3–4 bulan ikan mujair siap panen.
4. Beternak Lele dengan Metode Budikdamber
Budikdamber (Budidaya Ikan dalam Ember) sangat populer untuk lahan sempit, bahkan bisa dilakukan di teras rumah. Metode ini menggabungkan budidaya ikan lele dan tanaman hidroponik dalam satu ember.
Kebutuhan lahan dan alat:
-
Ember ukuran 80 liter atau lebih (dapat menampung 30–50 ekor benih lele).
-
Tanaman seperti kangkung, bayam, atau selada ditanam di atas ember menggunakan pot net atau gelas bekas.
-
Aerator (opsional tapi sangat disarankan untuk hasil maksimal).
Keuntungan budikdamber:
-
Ikan dan sayuran tumbuh bersama dalam satu sistem.
-
Hemat tempat dan biaya pakan.
-
Minim bau jika dikelola dengan baik.
Dengan memanfaatkan pekarangan rumah secara cerdas, Anda tidak hanya bisa memenuhi sebagian kebutuhan pangan keluarga, tapi juga menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan produktif. Selamat mencoba!
Penulis : DenyLPM - bogorExplore
Mantap
BalasHapusPosting Komentar